KARYA
ILMIAH
BUDIDAYA
TANAMAN KUNYIT
NAMA : ANITA ZAHARA.MH
KELAS XI IPA 1
SMA N 8 KOTA JAMBI
TAHUN AJARAN 2012/2013
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah yang berjudul “Budidaya
Tanaman Kunyit” yang disusun oleh Anita
Zahara.MH kelas XI IPA 1 dan telah disetujui oleh guru Bahasa Indonesia Ibu
Nilasari Nasution,S.pd
Mengetahui
Guru Bidang Studi
Nilasari Nasution, S.pd
NIP : 19700721194122001
MOTTO
Berfikir Kritis akan
mengajarkan kita pada kemandirian
Kalau ingin sukses, Jangan
mencari kerja tapi buatlah pekerjaan
Jika anda takut gagal
tidak akan pernah sukses
Jangan menunda, mulailah
dari sekarang
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan Kehadirat Allah.SWT karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah saya mendapat dukungan dan bantuan,
oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
- Yth ibu
Nilasari Nasution,S.pd yang telah memberi persetujuan dan petunjuk dalam
menyelesaikan tugas ini
- Serta
teman-teman yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
Semoga Karya Ilmiah ini dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagi
penulis dan yang membaca.
Jambi, 11 februari 2013
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………….........i
HALAMAN PENGESAHAN ………….……..…..................i
MOTTO..............................................................................iii
KATA PENGANTAR
………………………………...….......iv
DAFTAR ISI
……………………………………....................v
DAFTAR TABEL
………………………………....................vi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang ………………………………….....….1
1.2 Rumusan Masalah ……………………….………..…....1
1.3 Tujuan
Penelitian. …………………………………........1
1.4 Manfaat
Penelitian ………………………………...…...1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Kunyit……………………….………….…...8
2.2
Budidaya Tanaman Kunyit……………..……….…....8
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
…………………………...…………........15
3.2 Saran
……………………………………………….....15
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel klasifikasi
kunyit...................................................8
Tabel klasifikasi
standar mutu................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kunyit adalah tanaman herba
yang banyak di jumpai di sekitar kita. Kunyit dapat digunakan sebagai obat
sakit perut, memperbanyak asi, mengobati keseleo, memar dan yang lainnya.
Kunyit merupakan tanaman yang tingginya bias mencapai 100 cm, batang semu,
tegak, berwarna hijau kekuningan, berdaun tunggal, berakar serabut yang
berwarna coklat muda. Penyebaran tanaman kunyit meliputi daerah tropis di Asia
selatan, Cina Selatan, India, Taiwan,
Indonesia,
dan Filipina.
Tanaman obat jenis Curcuma Longa atau
dalam bahasa Indonesia Kunyit sudah banyak masyarakat kita kenal akan tanaman
tersebut. Tanaman ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena dari fungsi dan
kegunaan dari tanaman Kunyit ini.
Kunyit
merupakan tanaman yang dapat tumbuh biasanya di halaman-halaman rumah, tak
jarang juga tumbuh liar di hutan. Kunyit akan lebih bagus tumbuh bila ditanam
di tanah yang gembur dengan sinar matahari yang cukup. Kunyit dapat tumbuh
subur baik di daerah yang beriklim basah maupun kering.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean,
Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal,
seperti Turmeric (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia dan Malaysia),
Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitan
diatas, dapat disimpulkan masalahnya adalah: apakah tujuan dan manfaat
penelitian tersebut?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara budidaya tanaman kunyit.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harap dapat bermanfaat
untuk :
Ø
Sebagai bahan masukan dalam membudidayakan serta pemanfaatan tanaman
kunyit
Ø
Bagi pembaca dapat menjadi acuan dalam oenelitian dalam bidang
pertanian
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tanaman Kunyit
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk
bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik
dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar
1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun
yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah
jingga kekuning-kuningan.
Bagian terpenting dalam pemanfaatan kunyir adalah rimpang nya. Yang
bisa digunakan sebagai obat alami, kecantikan, maupun untuk memasak. (Purnomo
Susanto, 1999, hal 14)
Tabel
klasifikasi kunyit
|
|
Divisi
|
Spermatophyta
|
Subdivisi
|
Angiospermae
|
Kelas
|
Monocotyldoneae
|
Ordo
|
Zingiberale
|
Famili
|
Zungiberaceae
|
Genus
|
Curcuma
|
Species
|
Curcuma domestica Val
|
|
|
2.2 Budidaya Tanaman Kunyit
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
a. Tanaman kunyit
dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau
sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau
sedikit naungan.
b. Pertumbuhan
terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila
ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan harus
diusahakan cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang
tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan.
c. Suhu udara yang
optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC.
Media Tanam
1) Kunyit tumbuh
subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan
menghasilkan umbi yang berlimpah.
2) Jenis tanah
yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organiktinggi, tanah lempung
berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.
Ketinggian Tempat
Kunyit tumbuh
baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000
m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl.
PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
1) Persyaratan
Bibit
Bibit kunyit
yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah tumbuh. Syarat
bibit yang baik : berasal dari tanaman yangtumbuh subur, segar, sehat, berdaun
banyak dan hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal
dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, dan warna
seragam; memilik kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat
(dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).
2) Penyiapan
Bibit
Rimpang bahan
bibit dipotong agar diperoleh ukuran dan dengan berat yang seragam serta untuk
memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dengan abu
dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dengan larutan fungisida
(benlate dan agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang
maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dengan berat antara 20-30 gram dan panjang
3-7 cm.
3) Teknik
Penyemaian Bibit
Pertumbuhan
tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara:
mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau
lembab selama 1-1,5 bulan, dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore
hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28 oC). Selain itu
menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28oC. dan merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur
tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5
liter air) dan larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam larutan
ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35 oC. Jumlah anakan
atau berat rimpang dapat ditingkatkan dengan jalan direndam pada larutan
pakloburazol sebanyak 250 ppm.
4) Pemindahan
Bibit
Bibit yang telah
siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan muncul tunas telah
tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah
dapat ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan
secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh tidak rusak.
Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut dipisahkan
dengan hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu untuk memudahkan
pengangkutan bibit ke lokasi lahan. Jika jarak antara tempat pembibitan dengan
lahan jauh maka bibit perlu dilindungi agar tetap lembab dan segar ketika tiba
di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah bertunas jangan ditumpuk.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan
Lokasi penanaman
dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk
kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
2) Pembukaan
Lahan
Lahan yang akan
ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan
alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus
mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian
diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah
menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari.
3) Pembentukan
Bedengan
Lahan kemudian
dibedeng dengan lebar 60-100 cm dan tinggi 25-45 cm dengan jarak antar bedengan
30-50 cm.
4) Pemupukan
(sebelum tanam)
Untuk
mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase,
dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang)
ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam
membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg.
Teknik Penanaman
Kebutuhan bibit
kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh
produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.
1) Penentuan
Pola Tanaman
Bibit kunyit
yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dengan
arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan dua pola,
yaitu penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau (7-8
bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan dilakukan dengan dua
kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan pada masa tanam
yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada
masa panennya.
2) Pembutan
Lubang Tanam
Lubang tanam
dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan
kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.
3) Cara
Penanaman
Teknik penanaman
dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada
media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric
acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap
pembentukan rimpang kunyit.
4) Perioda Tanam
Masa tanam
kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup
banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda
yaitu 7 – 8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal musim
hujan.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Apabila ada
rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan
penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar dan sehat.
2) Penyiangan
Penyiangan dan
pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang
mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman.
Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan
tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan dan
bersamaan dengan ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar
tumbuh besar dan tanah tetap gembur.
3) Pembubunan
Seperti halnya
tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini diperlukan untuk
menimbun kembali daerah perakaran dengan tanah yang melorot terbawa air.
Pembubunan bermanfaat untuk memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih
baik sehingga rimpang akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembubunan
biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan biasanya dilakukan secara
rutin setiap 3 – 4 bulan sekali.
4) Pemupukan
a. Pemupukan
Organik
Penggunaan pupuk
kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan luas area daun
kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dengan populasi
kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha.
b. Pemupukan
Konvensional
Selain pupuk
dasar (pada awal penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua
(pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk
organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk
buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O
(112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Dengan pemberian pupuk ini
diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau7,5 ton rimpang segar/ha.
Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan
K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada
awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman
berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di
sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
5) Pengairan dan
Penyiraman
Tanaman kunyit
termasuk tanaman tidak tahan air. Oleh sebab itu drainase dan pengaturan
pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan
air sehingga rimpang tidak membusuk. Perbaikan drainase baik untuk melancarkan
dan mengatur aliran air serta sebagai penyimpan air di saat musim kemarau.
6) Waktu
Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan
pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.
7) Pemulsaan
Sedapat mungkin
pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan
tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah
tumbuhnya gulma secara berlebihan.Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan
tanah di antara lubang tanaman.
7. PANEN
Ciri dan Umur Panen
Tanaman kunyit
siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada umur
tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi
yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen
pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai
dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan
warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman
kelihatan mati).
Cara Panen
Pemanenan
dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan cangkul/garpu. Sebelum
dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang
telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung
agar tidak rusak.
Periode Panen
Panen kunyit
dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung
didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit
sehingga memudahkan proses pengeringannya.
Perkiraan Hasil Panen
Berat basah
rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen mencapai 0,71 kg.
Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.
8. PASCAPANEN
Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi pada bahan
segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa
tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan
tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air
bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya
dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi.
Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari
karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung
bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang
belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah
itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
Perajangan
Jika perlu
proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang
akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan
ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh
dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan
mesin pemotong.
Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan
selama 3 – 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan
sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang
tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap
4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara
yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi.
Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC – 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas
tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah
pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.
Penyortiran Kering
Selanjutnya
lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan
bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran
lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung
rendemennya).
Pengemasan
Setelah bersih,
rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang
bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang
jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman
bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode
penyimpanannya.
Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan
suhu tidak melebihi 30oC dan gudang
harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari
kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan,
memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta
bersih dan terbebas dari hama
gudang.
9. STANDAR PRODUKSI
Ruang Lingkup
Standar produksi
meliputi: jenis dan standar mutu, cara pengambilan contoh dan syarat
pengemasan.
Klasifikasi dan Standar Mutu
Standard mutu
untuk pasaran luar negeri dicantumkan berikut ini:
1
|
Warna
|
Kuning-jingga
sampai coklat kuning-jingga
|
2
|
Aroma
|
Khas wangi
aromatis
|
3
|
Rasa
|
Mirip rempah
dan agak pahit
|
4
|
Kadar air
maksimum
|
12%
|
5
|
Kadar abu
|
3-7%
|
6
|
Kadar pasir
(kotoran)
|
1%
|
7
|
Kadar minyak
atsiri (minimal)
|
5%
|
Pengemasan
Kunyit disajikan dalam bentuk rimpang utuh,
dikemas dengan jala plastik yang kuat
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kunyit merpukan salah satu hasil alam yang banyak sekali
manfaat nya dalam kehidupan manusia di dunia ini. Salah satunya sebagai
obat-obatan maupun obat tradisional.
Kunyit juga dapat
dioalah menjadi makan dan minuman yang lebih terjamin akan khasiatnya.
3.2.1 Saran
Sebaiknya dalam orises
pembudidayaan kunyit ini dilakukan sebagaimana mesti nya cara mengelola. Dan
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo
Susanto. 1999. Budidaya kunyit.Bandung
: Penerbit SINAR BARU Bandung
Http://:www.google.com